Legenda Talaga Remis Kuningan adalah merupakan perpaduan antara pesona alam pergunungan hutan serta air talaga yang jernih bening. Laksana kaca didukung udara pergunungan yang sejuk menantang untuk berwana wisata menguak misteri hutan.
Legenda Telaga Remis
- Telaga Leat
- Talaga Nilem
- Deleg
- Situ Ayu Salintang
- Telaga Leutik
- Telaga Buruy
- Talaga Tespong, dan
- Sumur Jalatunda.
Hutan wisata Talaga Remis ini menyimpan keanekaragaman flora dan fauna, terdapat kurang lebih 160 jenis tumbuhan. Di antaranya sonokeling malaka, kosambi dan lain-lain dan salah satu daya tarik tempat ini adalah adanya satu jenis tumbuhan langka yaitu Pisang Hyang.
Sejarah Talaga Remis Kuningan
Sementara itu di wilayah lain ada seorang pemuda bernama Elang Sutajaya berniat berangkat menuju Cirebon didampingi pawongan Ki Lurah Bango dengan membawa keris pusaka yang bernama Keris Sekober untuk membantu Pangeran Selingsingan di Pakemitan Gedong Silarandenog. Namun setelah sampai di Keraton Cirebon ternyata keraton sudah dikosongkan. Perjalanannya pun dilanjutkan untuk mencari Sang Sultan.
Elang Sutajaya akhirnya bertemu dengan Sultan yang kini berada di Matangaji, pada saat itu Sultan sedang bermusyawarah dengan putrinya dalam mengadakan sayembara, Elang Sutajaya kemudian bertemu dengan Putri Ratna Pandan Kuning, Putri Matangaji tersebut tertarik oleh ketampanan dan kesopanan Elang Sutajaya.
Setelah bercakap-cakap dengan Sultan Matangaji, Elang Sutajaya mengemukakan maksudnya untuk bertugas kemit atau juru kunci di Gedong Silaradenok membantu Pangeran Selingsingan. Sepeninggalnya Elang Sutajaya putri Matangaji menangis tiada hentinya. Sultan Matangaji mengerti akan maksud putrinya yang mencintai Elang Sutajaya.
Kemudian Elang Sutajaya datang kembali ke Matangaji, Putri Ratna Pandan Kuning sangat senang dengan kedatangannya dan mengutarakan keinginanya kepada Sultan agar menyetujuinya untuk menikah dengan Elang Sutajaya.
Sultan Matangaji tidak keberatan dengan syarat Elang Sutajaya bisa mengalahkan prajurit-prajurit Banjar Melati yang dipimpin oleh Elang Drajat. Spontan saja Elang Sutajaya menyanggupinya hingga terjadilah pertarungan antara Elang Sutajaya dengab prajurit-prajurit banjar Melati. Secepat kilat anak buah Banjar Melati dipatahi oleh Elang Sutajaya, sehingga ratusan prajurit banjar melati menjadi tumbuh-tumbuhan.
Sultan Matangaji bermaksud membatalkan membayar upeti ke kerajaan Mataram, sementara itu Pangeran Purbaya dari Mataram menuju ke Cirebon bermaksud untuk menagih upeti.
Di kaki Gunung Slamet rombongan Pangeran Purbaya bertemu dengan rombongan Pangeran Selingsingan. Terjadilah peperangan yang seru dan memakan korban yang cukup banyak dari kedua belah pihak.
Peperangan tiada hentinya, maka Sultan Matangaji memanggil mantunya Elang Sutajaya untuk membantu perang menumpas Pangeran Purabaya. Elang Sutajaya dalam mencari jejak Pangeran Selingsingan sampai di desa dukuh Puntang kecamatan Sumber.
Saking sedihnya Pangeran Selangsingan menangis karena perperangan tiada akhirnya. Air matanya jatuh ke tanah hingga terjadilah kolam Nilam yang letaknya disebelah Talaga Remis.
Akhirnya Elang Sutajaya bertemu dengan Pangeran Purabaya lalu beradu ilmu kesaktian, Pangeran Purabaya terdesak dan berhasil dikalahkan.
Elang Sutajaya menjawabnya “Kamu bukan manusia yang baik, beberapa tahun kamu berperang dengan Pangeran Selingsingan sedangkan kamu manusia yang mengerti sebagai mahluk sosial yang harus hormat menghormati, tolong menolong dan bantu membantu. Itulah arti hidup manusia, bukan untuk saling membunuh”. Elang Sutajaya meneruskan petuahnya bahwa sebagai umat beragama tidak boleh membuat kekacauan dan kejahatan dalam hidup bermasyarakat dan bernegara.
Setelah selesai mendengarkan petuah Elang Sutajaya Pangeran Selingsingan menangis tidak ada henti-hentinya dari air matanya hingga menjelmalah menjadi kolam Talaga Remis.
Seperti itulah kira-kira kisah Legenda Talaga Remis Kuningan asal dari Nama Talaga Remis ini.